Thursday, October 5, 2017

Empat alasan Catalonia ingin merdeka ternyata sama dengan alasan Papua ingin merdeka

Ilustrasi - Dok. Jubi
Jayapura,  – Catalonia, Catalan atau Catalunya baru saja menyelenggarakan referendum. Bangsa di semenanjung Iberia ini ingin merdeka, lepas dari Spanyol. Bagaimana hasil referendum yang diselenggarakan pada tanggal 1 Oktober dan berlangsung ditengah aksi represif aparat keamanan Spanyol? 99 persen rakyat Catalonia memastikan diri “bercerai” dengan Spanyol.

Mengapa rakyat Catalonia ingin berpisah dari Spanyol? Setidaknya ada empat alasan utama yang bisa disimpulkan oleh rakyat Catalonia. Uniknya, empat alasan ini jika disandingkan dengan alasan mengapa rakyat West Papua sampai saat ini masih “berperkara” dengan Indonesia, 99 persen juga mirip.
Mari kita simak empat alasan tersebut. 

Alasan pertama adalah aspek sejarah
Dikutip dari Tempo, Catalonia adalah wilayah independen Semenanjung Iberia yang terletak di antara Spanyol dan Portugal, dengan bahasa, undang-undang dan kebiasaannya yang berbeda.

Saat perang Suksesi Spanyol pimpinan Raja Philip IV berakhir dengan kekalahan Valencia pada tahun 1707, di Catalonia pada tahun 1714, dan kepulauan terakhir pada tahun 1715, kemudian menghasilkan kelahiran Spanyol modern.

Raja-raja selanjutnya mencoba memberlakukan bahasa dan undang-undang Spanyol di wilayah tersebut. Namun, di Catalonia terus terjadi pemberontakan untuk memisahkan diri dari Spanyol. Puncaknya ketika pada 1938, ketika diktator Spanyol, Jenderal Francisco Franco membantai 3.500 milisi separatis Catalonia. Selama kepemimpinan Franco upaya pemisahan diri Catalonia bisa teredam.
Baru pada saat 1977 ketika demokrasi kembali ke negara tersebut, Catalonia diberi  otonomi khusus yang lebih luas. Hal itu semakin membuat kelompok separatis leluasa mengkampanyekan kemerdekaan.

Pada Juli 2010 upaya kemerdekaan semakin bulat ketika Mahkamah Konstitusi di Madrid mengenyampingkan sebagian dari undang-undang otonomi tahun 2006, yang menyatakan bahwa tidak ada dasar hukum untuk mengakui Catalonia sebagai sebuah negara di Spanyol.

Mirip dengan West Papua bukan? Setelah kekalahan Jepang, Papua menjadi rebutan Indonesia dan Belanda. Melalui Penentuan Pendapat Rakyat (referendum) yang dimanipulasi dari satu orang satu suara menjadi hanya lebih dari 1.025 yang mewakili sekitar 800.000 penduduk di West Papua, wilayah yang berbagi perbatasan dengan Papua New Guinea ini menjadi milik Indonesia. Sejak saat itu, persoalan separatisme mulai muncul. Ribuan, bahkan mungkin ratusan ribu orang telah tewas karena aksi represif aparat keamanan atas nama membasmi separatisme.

Pada tahun 20001, West Papua mendapatkan status otonomi khusus, yang sesungguhnya tidaklah khusus yang kemudian masih memunculkan aksi-aksi yang menginginkan kemerdekaan bagi bangsa dan rakyat Papua. Menjelang penghujung status Otonomi Khusus yang akan berakhir pada tahun 2025,  aksi separatusme ini semakin meningkat dan mulai masuk ranah Perserikatan Bangsa-Bangsa

Kedua adalah aspek partai politik
Partai-partai yang dibentuk oleh kekuasaan di Madrid sangat tidak populer di Catalonia yang memiliki penduduk lebih dari 7 juta jiwa. Rakyat Catalonia merupakan pendukung setia partai kanan jauh, Convergence and Union (CiU), pimpinan Presiden Catalonia, Artur Mas.

Ini memang sedikit berbeda. Tapi jika kita melihat hampir 20 tahun Otonomi Khusus berlangsung di Papua dan belum ada satupun partai lokal yang menjadi amanat Undang-Undang No. 1 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua, partai local tentunya merupakan satu kerinduan bagi rakyat West Papua.

Ketiga adalah aspek ekonomi
Catalonia telah lama menjadi jantung industri Spanyol dan yang pertama untuk kekuatan maritim dan perdagangan barang seperti tekstil, keuangan, layanan dan perusahaan hi-tech.

Catalonia adalah salah satu daerah terkaya di Spanyol, menyumbang 18,8 persen GDP Spanyol, dibandingkan dengan 17,6 persen dari Madrid.

Dengan memisahkan diri akan menghasilkan produk domestik bruto sebesar US$ 314 miliar menurut perhitungan oleh OECD.  Fakta ini akan menjadikan ekonomi Catalonia terbesar ke-34 di dunia dan membuatnya lebih besar dari Portugal atau Hong Kong.

Sama halnya dengan West Papua. Memiliki hutan tropis yang luas, West Papua adalah aset dunia. Punya keragaman biodiversity yang sangat kaya menjadikan West Papua sebagai lumbung pengetahuan dunia. Belum lagi menghitung kekayaan mineral, gas dan minyak bumi di tanah yang sering disebut “surga kecil yang jatuh ke bumi” ini. Jangan pula dilupakan keberadaan tambang emas terbesar di dunia yang selama ini dikelola oleh perusahaan tambang Amerika Serikat, Freeport McMoran.  Fakta ini bias membuat West Papua menjadi salah satu negara dengan penghasilan terbesar di dunia, bahkan lebih besar dari Indonesia sendiri.

Keempat adalah aspek makanan dan sepakbola
Orang-orang Catalonia sikenal sebagai pencinta seni memasak yang membedakan mereka dengan orang-orang Spanyol. Salah satu restoran terbaik dunia berada di Catalonia. Meski bahan makanan di Catalonia sama dengan di Spanyol, namun kecintaan seni memasak penduduk Catalonia membuat budaya makan mereka berbeda dengan Spanyol.

West Papua? Jelas memiliki perbedaan makanan pokok dengan Indonesia. Indonesia yang merupakan ras Melayu menggunakan beras sebagai bahan makanan pokok. Sedangkan West Papua yang merupakan ras Melanesia memiliki sagu sebagai makanan pokok.

Jika Catalonia memiliki Barcelona FC sebagai salah satu klub terbaik di Spanyol dan dunia, West Papua pun memiliki Persipura sebagai klub terbaik di Indonesia yang berpotensi menjadi raja di Pasifik.

Nah, kalau Catalonia bisa menyelenggarakan referendum untuk berpisah dengan Spanyol karena empat alasan tersebut, mengapa West Papua tidak bisa? (*)


Sumber : www.tabloidjubi.com

No comments: