Thursday, August 11, 2016

Isu HAM Papua Jadi Prioritas Forum CSO Pasifik

 Oleh Joe Toelau.

Partisipan Civil Society Forum Regional berfoto bersama usai pembukaan forum –Dok Jubi.

Jayapura, – Masalah Hak Asasi Manusia (HAM) kembali menjadi isu prioritas dalam pertemuan Civil Society Organisation (CSO) se Pasifik, sebagaimana pernah terjadi pada bulan September tahun lalu di Port Moresby, Papua Nugini.

Sebanyak 33 organisasi masyarakat sipil dari 15 negara Pasifik mengirimkan wakil mereka dalam ”Civil Society Forum Regional” yang dimulai hari ini, Rabu (11/8/2016) di Suva, Fiji. Diskusi difokuskan pada saran yang dikumpulkan selama serangkaian konsultasi tingkat nasional yang dilakukan oleh peserta pada bulan Juli tahun ini. Isu-isu prioritas forum yang ada, yang telah dikonfirmasi sekretariat Pacific Islands Forum (PIF) meliputi penanganan dampak perubahan iklim, meningkatkan manfaat ekonomi dari perikanan, menegakkan hak asasi manusia di Papua Barat (Papua), mengurangi beban kanker serviks dan mengkoordinasikan ICT di seluruh wilayah.
“Penegakkan hak asasi manusia di Papua Barat, menjadi salah satu isu prioritas yang diusulkan oleh peserta,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PIF, Cristelle Pratt saat pembukaan forum.

Ia menjelaskan, menciptakan ruang bagi perwakilan masyarakat sipil untuk membahas isu-isu dan prioritas yang akan disampaikan pada Pemimpin Forum Kepulauan Pasifik, adalah tujuan dari forum CSO ini.
“Forum ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada Organisasi Masyarakat Sipil dari seluruh Pasifik untuk mengadakan, mendiskusikan isu-isu kebijakan pemerintah dan memberikan pemerintah serta pembuat kebijakan sebuah posisi kolektif berbasis bukti kebijakan di tingkat daerah,” kata Pratt lagi.

Selain itu, Forum CSO merupakan jalan bagi CSO untuk membangun dan memperkuat jaringan dan hubungan dan berbagi pengetahuan untuk meningkatkan keterlibatan antara mereka sendiri dan dengan Forum Pemimpin.
“Mendengar suara Masyarakat Sipil penting dalam mengembangkan kebijakan daerah untuk Pacific,” lanjut Pratt.

Hadir juga dalam forum ini, Kepala Kerja Sama Uni Eropa (EU) dengan Pacific, Christoph Wagner. Wagner mengatakan forum ini adalah kesempatan yang unik bagi CSO dari Pasifik untuk bekerja sama, membangun koalisi dan menentukan prioritas dalam pandangan Pemimpin Forum yang akan berlangsung pada bulan September di Pohnpei.
“CSO adalah stakeholder penting yang memainkan peran penting dalam menghubungkan keprihatinan lokal untuk perdebatan regional,” kata Wagner.

Enam peserta dari Forum CSO akan dipilih untuk menyajikan posisi kebijakan mereka dalam pertemuan khusus dengan Forum Pemimpin Troika (pemimpin PIF sebelumnya, saat ini dan salon pemimpin selanjutnya) ketika mereka berkumpul di Pohnpei, di Negara Federasi Mikronesia, September tahun ini untuk PIF ke-47.

Ketua PIF saat ini, Peter O’Neill pada September 2015 telah mengirimkan surat kapada Presiden Indonesia, Joko Widodo untuk mengirimkan misi pencari fakta ke Papua dalam upaya membuktikan pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di Papua.
“Respon yang kami terima dari Indonesia adalah mereka menyambut dialog semacam itu dan menghargai keinginan kita (PIF) agar Papua Barat memiliki otonomi yang lebih. Apakah itu akan menjadi penentuan nasib sendiri atau tidak adalah sesuatu yang dapat dilakukan selanjutnya,” kata O’Neill kepada Jubi, bulan Maret lalu. (tabloidjubi.com)

No comments: