Teori Manajemen
berkembang dengan sangat cepat terutama dengan adanya berbagai studi
yang dilakukan oleh banyak perguruan tinggi yang kemudian menghadirkan
berbagai teori manajemen dari beberapa aliran. Umumnya, beberapa
menyebutkan teori teori manajemen bisa diklompokkan kedalam 6 aliran
teori manajemen.
1. Teori Manajemen Aliran Klasik
Teori Manajemen yang memiliki aliran klasik ini menyatakan bahwa
manajemen sesuai dengan fungsi fungsi yang terdapat pada manajemen.
Teori manajemen klasik tak lepas dari birokrasi yang berdasarkan pada
dasar hierarki. Oleh karenanya pada aliran klasik ini terdapat pembagian
kerja, struktur organisasi, hierarki proses fungsional serta
pengawasan.
Kemampuan dan perhatian manajemen diarahkankepada penerapan fungsi
manajemen tersebut. Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik ini pertama
kali muncul dikarenakan adanya revolusi industri pada abad 18 yang
terjadi di Inggris. Kala itu parah ahli memberi perhatian lebih kepada
masalah masalah yang muncul dalam bidang manajemen dikalangan industri,
usahawan maupun masyarakat. Teori Manajemen Klasik ini memiliki beberapa
kelebihan dan sekaligus beberapa kelemahan.
Kelebihan Teori Manajemen Aliran Klasik
- Memberi format atau bentuk organisasi
- Memberi kontribusi tentang konsep organisasi yang berupa birokrasi yang berdasarkan hierarki. Dan sampai pada masa kekinian, hal tersebut juga masih dipergunakan secara luas di organisasi organisasi yang sudah modern.
- Memberi pondasi dasar pada organisasi, bentuknya berupa proses fungsional, pembagian kerja, struktural serta pengawasan
- Pembagian tugas yang sudah jelas berdasarkan keahlian yang dimiliki oleh tiap tiap anggota, maka dari itu tidak diperlukan lagi waktu untuk memahami dan menguasai keterampilan baru
- Adanya spesialisasi kewenangan dan pekerjaan, maka kegiatan kegiatan pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan
Kekurangan Teori Manajemen Aliran Klasik
- Teori Manajemen Aliran Klasik kurang maksimal untuk dapat diterapkan pada kondisi yang kompleksitasnya sangat tinggi seperti akhir akhir ini
- Kurangnya aspek sosial terutama yang menyangkut kebutuhan kebutuhan terkait pekerja sebagai manusia. Teori ini tidak melihat adanya ketegangan ketegangan yang muncul akibat kebutuhan pekerja yang tidak bisa dipenuhi. Manajer hanya fokus untuk memperhatikan segi fisik dan materi.
- Motivasi hanya mengarah pada ekonomi semata, sering kali terjadi pemutusan tenaga kerja hanya untuk memperoleh tingkat produktifitas yang diinginkan
- Adanya keterbatasan dan sempitnya fokus terhadap efisiensi dari perspektif penting yang lain. Perspektif yang menganggap remeh peran serta individu indiviu yang ada dalam organisasi
2. Teori Manajemen Aliran Perilaku
Teori Manajemen Aliran Perilaku atau yang juga diistilahkan dengan
aliran hubungan manusia memusatkan segala kajian kepada aspek manusia
serta perlunya memahami karakter manusia. Aliran Perilaku ini
mempergunakan disiplin ilmu sosiologi dan psikologi dalam penerapannya.
Teori manajemen aliran perilaku ini menyadari betapa pentingnya hubungan antar personal dalam organisasi. Hawthrone mengemukakan bahwa insentif tidak lebih berpengaruh dari kondisi sosial yang sedang dialami pekerja sama seperti halnya tekanan dari kelompok, atau penerimaan rasa yang aman.
Aliran Perilaku ini muncul dikarenakan pada pendekatan aliran klasik, efisiensi dalam produksi dan keserasian kerja tidak bisa diperoleh. Manajer masih banyak menghadapi berbagai kesulitan karena umumnya pekerja tidak selalu bisa mengikuti pola pola perilaku rasional. Oleh karenanya dilakukan upaya untuk membantu manajer dalam mengatasi masalah yang timbul karena perilaku pekerja
Aliran perilaku menganggap organisasi pada dasarnya adalah orang. teori manajemen aliran klasik dianggap tidak lengkap karena efisiensi produk dan keharmonisan dengan pekerja tidak bisa tercapai. Didalam organisasi, manusia tidak bisa dengan mudah untuk diramalkan tingkah lakunya, Maka teori ini menghubungkan permasalahan tersebut dengan sisi psikologis dan sosiologis.
Teori manajemen aliran perilaku ini menyadari betapa pentingnya hubungan antar personal dalam organisasi. Hawthrone mengemukakan bahwa insentif tidak lebih berpengaruh dari kondisi sosial yang sedang dialami pekerja sama seperti halnya tekanan dari kelompok, atau penerimaan rasa yang aman.
Aliran Perilaku ini muncul dikarenakan pada pendekatan aliran klasik, efisiensi dalam produksi dan keserasian kerja tidak bisa diperoleh. Manajer masih banyak menghadapi berbagai kesulitan karena umumnya pekerja tidak selalu bisa mengikuti pola pola perilaku rasional. Oleh karenanya dilakukan upaya untuk membantu manajer dalam mengatasi masalah yang timbul karena perilaku pekerja
Aliran perilaku menganggap organisasi pada dasarnya adalah orang. teori manajemen aliran klasik dianggap tidak lengkap karena efisiensi produk dan keharmonisan dengan pekerja tidak bisa tercapai. Didalam organisasi, manusia tidak bisa dengan mudah untuk diramalkan tingkah lakunya, Maka teori ini menghubungkan permasalahan tersebut dengan sisi psikologis dan sosiologis.
Kelebihan Teori Manajemen Aliran Perilaku
- Dapat meningkatkan hubungan antar personal dan kesedaran yang penuh bahwa setiap organisasi dapat berjalan dan bisa meraih tujuannya dengan dukungan penuh dari masing masing individu dalam kelompok, tidak hanya peran dari seorang manajer semata
- Teori aliran perilaku memberi pemahaman manajemen tidak hanya untuk hal hal teknis semata, tetapi juga harus mengetahui aspek manusia sebagai individu dalam organisasi, maka seorang manajer atau pimpinan sangat penting untuk menguasai manajemen manusia
Kekurangan Teori Manajemen Aliran Perilaku
- Apabila moralitas yang ada pada organisasi luntur, bisa jadi hubungan antar personal menjadii tak efektif lagi. Kompleksnya perilaku individu manusia yang ada pada organisasi terkadan sering menyulitkan manajer untuk mengambil sebuah tindakan
3. Teori Aliran Manajemen Ilmiah
Pada teori manajemen ini mempergunakan ilmu statistik dan matematika dalam mengembangkan teori teorinya. Aliran manajemen ilmiah menyatakan masalah masalah manajemen bisa dijelaskan dengan pendekatan kuantitatif. Dalam pengelolaan aktivitas manajemen dan kepemimpinan dilakukan dengan mempergunakan dasar dasar yang berpedoman pada teori keilmuan.
Beberapa ciri ciri teori manajemen aliran manajemen ilmiah bisa dilihat sebagai berikut:
- Mempergunakan prinsip dan cara kerja keilmuan sebagai percobaan dan penyelidikan yang juga ilmiah
- Adanya rasionalisasi, maksudnya bekerja sesuai dengan perhitungan maupun pemikiran yang teliti dan juga cermat sehingga bisa tida menggunakan trial and error
- Adanya standarisasi, maksudnya bekerja berdasarkan pada ukuran tertentu, baik dalam hal waktu, cara kerja ataupun hasil produksi yang diinginkan
- Produktivitas yang meningkat sebagai hasil dari kerja yang efektif dan juga efisien
- Hasil ataupun cara kerjanya bisa memenuhi tuntutan kebutuhan yang semakin meningkat
Dalam teori Aliran Manajemen Ilmiah ini juga diusahakan optimasi yang
melalui pendekatan ilmiah agar menghasilkan hasil semaksimal mungkin
dengan cara yang paling efisien. Didalam aliran ini terdapat koreksi
terhadap aktivitas yang tidak efisien, kurang terstrukture atau bahkan
tidak dibutuhkan. Aliran ini juga memiliki beberapa kelebihan dan juga
kelemahan.
Kelebihan Aliran Manajemen Ilmiah
- Dapat diterapkan dengan baik di jaman sekarang
- Keputusan bisa dijalankan dengan memperhatikan hal hal yang sifatnya ilmiah serta rasional sehingga bisa menghindari aktivitas yang membuang sumber daya yang dimiliki dengan sia sia karena trial and error
- Mampu menciptakan produk ataupun menyelesaikan pekerjaan secara lebih baik dan cepat
Kekurangan Aliran Manajemen Ilmiah
- Konflik internal bisa terjadi karena adanya persaingan antar personal individu dalam organisasi
- Aspek sosial para pekerja kurang diperhatikan
4. Teori Manajemen Aliran Analisis Sistem
Aliran Analisis Sistem ini fokus terhadap pemikiran pada permasalahan
yang berkaitan dengan bidang lain dialam pengembangan teorinya. Semisal
subbagian kepegawaian menyatakan keberhasilan didalam memotivasi pekerja
bisa meningkatkan keuntungan organisasi.memotivasi pekerja akan
berhubungan dengan kesejahteraan, jam kerja, penggajian, jaminan dihari
tua serta faktor lainnya
Analisis Sistem merupakan penguraian atas suatu sistem informasi yang
lengkap kedalam bagian bagian komponen yang bermaksud untuk
mengidentifikasi serta mengevaluasi masalah, kesempatan, hambatan serta
kebutuhan yang nantinya bisa diusulkan adanya perbaikan. Pada teori
manajemen ini mengemukakan suatu proses dalam mengumpulkan serta
mengintepretasikan kenyataan yang ada, mendiagnosa segala persoalan
serta mempergunakan keduanya untuk memperbaiki sistem.
5. Aliran Manajemen Berdasarkan Hasil
Aliran ini pertama kali dikenalkan oleh Peter Drucker disekitar tahun
1950an, Aliram manajemen ini fokus pada pemikiran hasil hasil yang
diperoleh, bukan kepada interaksi atas aktivitas karyawan. Teori
manajemen berdasarkan hasil memiliki tujuan untuk meraih hasil yang
optimal berdasarkan pada perjanjian yang terukur dan jelas dibuat
dimuka. Manajemen menetapkan prioritas dan tujuan menentukan dan membuat
sumber daya yang diperlukan tersedia.
Didalam Aliran berdasarka hasil, terdiri atas langkah langkah seperti berikut
- Penetapan target - tujuan manajemen jangka panjang
- Menerjemahkan tujuan organisasi dengan tujuan divisi serta individu
- Hasil perjanjian orientasinya mengenai tujuan
- Implementasi, dan pelaporan manajemen
- Penilaian periodik, kontrol dan penyesuaian
6. Teori Aliran Manajemen Mutu
Teori aliran manajemen mutu fokus terhadap pemikiran atas usaha usaha
dalam meraih kepuasan konsumen. Jadi Fokus utama manajemen mutu adalah
PELANGGAN sebagai pihak yang bisa menyebutkan apakah produk yang
dihasilkan bermutu atau tidak bermutu. Manajemen mutu merupakan aspek
dari semua fungsi manajemen yang melaksanakan kebijakan mutu dan juga
merupakan filsafat budaya organisasi yang lebih menekankan kepada usaha
menciptakan mutu yang konsisten melalui tiap tiap aspek didalam
kegiatan perusahaan.
Manajemen mutu sangat membutuhkan figur kepemimpinan yang bisa
memotivasi karyawan supaya bisa memberikan usaha dan kontribusi yang
maksimal kepada organisasi. Hal ini bisa dijalakan dengan memahami dan
menjiwai bahwa mutu produk yang dihasilkan bukan hanya tanggung jawab
pimpinan semata, melainkan tanggung jawab semua anggota yang ada didalam
organisasi. Standard mutu yang diinginkan membutuhkan kesepakatan serta
partisipasi penuh dari semua anggota organisasi, sedangkan manajemen
mutu tanggung jawabnya terdapat pada puncak pimpinan.
-----------------------------------------------------------------
Sumber : http://nichonotes.blogspot.co.id
No comments:
Post a Comment