Tuesday, July 19, 2016

Mei 2016, Utang Luar Negeri Indonesia Naik Jadi USD314,3 Miliar

Gedung Bank Indonesia (MI/SUSANTO)
Gedung Bank Indonesia (MI/SUSANTO).

Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia naik sebanyak 3,7 persen menjadi sebesar USD314,3 miliar pada Mei 2016. Berdasarkan jangka waktu asal, ULN berjangka panjang tumbuh melambat, sementara ULN berjangka pendek masih mengalami penurunan.

Direkur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang. ULN berjangka panjang pada Mei 2016 mencapai USD275,5 miliar setara 87,6 persen dari total ULN.

"Atau tumbuh 6,0 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan April 2016 yang 8,3 persen (yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek pada Mei 2016 tercatat USD38,8 miliar setara 12,4 persen dari total ULN atau turun 10,1 persen (yoy), lebih dalam dari penurunan April 2016 sebesar 6,2 persen (yoy)," kata Tirta, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta Selasa (19/7/2016).

Berdasarkan kelompok peminjam, posisi ULN Indonesia sebagian besar terdiri dari ULN sektor swasta. Pada akhir Mei 2016, posisi ULN sektor swasta tercatat sebesar USD163,6 miliar setara 52,1 persen dari total ULN, sedangkan posisi ULN sektor publik sebesar USD150,7 miliar setara 47,9 persen dari total ULN.


Posisi utang luar negeri menurut kelompok peminjam (Sumber: Bank Indonesia)

"ULN sektor swasta masih mengalami penurunan 3,5 persen (yoy) pada Mei 2016 setelah pada bulan sebelumnya turun 1,2 persen (yoy), sementara ULN sektor publik tumbuh 12,8 persen (yoy) atau melambat dari bulan sebelumnya sebesar 15,7 persen (yoy)," jelas dia.

Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir Mei 2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,2 persen.

Sedangkan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pertumbuhan tahunan ULN sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih tercatat melambat. Sementara itu, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan dan sektor keuangan mengalami kontraksi yang lebih dalam.


Posisi utang luar negeri menurut sektor ekonomi (Sumber: Bank Indonesia)

BI, lanjut Tirta, memandang perkembangan ULN Mei 2016 masih cukup sehat namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian. Ke depan, bank sentral akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta.

"Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," pungkasnya.


Sumber : www.mertotvnews.com

No comments: