Oleh Agustinus Dogomo.
Massa aksi di halaman kantor DPRD Kabupaten Dogiyai, Rabu (3/8/2016) kemarin. (Foto: Agustinus Dogomo-Dok.SP) |
Dogiyai, — Masyrakat kabupaten Dogiyai Papua yang
tergabung dalam Solidaritas Rakyat Peduli Budaya Mee (SRPBM) mendesak
DPRD Dogiyai dan bupati kabupaten Dogiyai untuk segera gelar dialog
tentang kasus miras ilegal yang telah merengut nyawa 8 pemuda Dogiyai.
Tak hanya itu, mereka juga meminta agar
pemkab Dogiyai dan DPRD Dogiyai segera tindak tindaklanjuti Pakta
Intgritas tentang Miras yang sudah dikeluarkan oleh gubernur provinsi
Papua sera menertibkan peredaran minuman keras secara bebas yang terjadi
di Dogiyai dengan membuat Perda.
“Kami
tuntut agar dalam minggu ini bupati dan DPRD Dogiyai gelar dialog
dengan kami masyarakta Dogiyai. Kalau tidak, kami akan palang kantor
DPRD, bupati, semua kantor SKPD dan juga kami akan mogok untuk tidak
ikut upacara pada 17 Agustus nanti,” tegas Bendiktus Goo kepada
suarapapua.com pada Senin (8/8/2016) di Dogiyai, Papua.
Goo
juga mengatakan, jika pejabat Dogiyai tidak mengundang solidaritas
rakyat peduli budaya Mee untuk membicarakan dan mecarikan solusi atas
masalah ini, pihaknay akan melakukan apa pun yang bisa dilakukan.
“Kami
sudah menjadi korban dari Miras ini. sudah cukup banyak yang meninggal
akibat miras. Kami minta supaya pemda segera tangani. Supaya tidak boleh
lagi ada korban,” tegasnya.
Ia
menjelaskan, Karena sudah dekat 17-an, maka Pemkab Dogiyai untuk semua
SKPD mulai terlaihat memasang umbul-umbu dan bendera. Tapi sesunguhnya
pemkab ini tidak peduli dan dengan kematian pemuda minuman oplosan.
“Ini sangat kami sesalan,” tegasnya lagi.
Sementara,
Diakon Alex Pigai, Pr menambahkan, masyarakat mengadakan demo damai
untuk masa depan bukan. Bukan untuk saat ini saja.
“Demo
damai ini jelas, mendesak pemerintah Kabupaten Dogiyai, untuk
menindaklanjuti Perda tentang Miras yang ditetapkan Lukas Enembe,
Gubernur Papua. Kabupaten Dogiyai hadir untuk menyelamatkan manusia dan
alamnya, bukan untuk membunuh atau memusnahkan manusia dan alamnya,”
katanya.
Dari pantauan media ini di
lapangan, massa yang tergabug dalam SPRBM melakukan demo ke kantor DPRD
Dogiyai. Massa lalu diterima oleh Elias Anouw, didamping tiga Anggota
DPRD antara lain Apel Boma, Yani Bobii, dan Marselino Tekege.
Pada
kesempatan itu Elias Anouw mengatakan, pada hari Rabu pekan kemarin
pihaknya telah sepakat bahwa, sebenarnya dialog itu direncanakan untuk
digelar pada Senin kemarin, namun karena ada persoalan lain yang
mengganjal sehingga tidak dilakukan.
“Hari
ini harusnya kami melakukan dialog dengan DRPD, setiap SKPD dan SPRBM
guna menemukan solusi atas berlaku berjualan minuman oplosan. Namun
tidak terjadi, karena ada pemakaman almarhum Andi Auwe, Kabag Umum di
Sekwan Dogiyai meninggal pada Minggu kemarin,” jelas Anouw.
Anowu berjanji, bahwa pihaknya akan berkoodinasi dengan pihak-pihak terkait. Sehingga masalah tersebut tidak berlarut-larut.
“Tunggu
kabar dari pihak Eksekutif dan Legislatif dalam minggu ini. Kami akan
undang supaya kami lakukan dialog tentang Miras di Dogiyai,” katanya.(www.suarapapua.com)
No comments:
Post a Comment