Sunday, October 15, 2017

8 Fakta Unik Tentang Noken Di Papua

8 Fakta Unik Tentang Noken Di Papua
Dok. http://www.dihaimoma.com
 
Saat ini kata noken tidak aneh lagi untuk disimak. Noken merupakan tas tradisional  Papua yang lebih dominan digunakan oleh masyarakat daerah pengunungan Papua.
Noken telah hidup bersama masyarakat Papua dan menjadi tradisi dan budaya orang Papua  yang diwariskan ke tiap generasi dan secara konsisten masih dilestarikan hingga saat ini.
Berdasarkan penjelasan di atas. Berikut ini dihaimoma.com merangkum 8 fakta unik tentang Noken di Papua yang perlu anda ketahui.
Pertama- pada tanggal 4 Desember 2012 noken ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO. Pengakuan ini tidak terlepas dari perjuangan panjang salah satu putra terbaik Papua, Titus Pekei. 
Kata sang Penggagas  noken, meskipun dari pihak pemerintah pusat awalnya menganggap noken tidak beda jauh dengan tas biasa. Namun saya terus berjuang untuk membawa noken (tas tradisional Papua) ini ke badan PBB tersebut.  Hal itu disampaikan dalam materi yang dibawakan sang penggagas noken saat acara natal Se-Jawa dan Bali Ikatan Pelajar mahasiswa Nabire Paniai Dogiyai dan Deiyai di kota studi Bandung tiga tahun lalu. 
Papua membutuhkan generasi muda seperti kakak Titus Pekei untuk menjaga nilai-nilai kebudayaan orang Papua dari kepunahan. Berkat perjuangan itu, saat ini  noken  dikenal dunia dan berkembang mengikuti perkembangan zaman.


Dihaimoma Menulis
Penggas Noken Papua[Image: Source]
Kedua-Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw pernah mewajibkan seluruh PNS dilingkup pemerintahannya untuk mengenahkan noken setiap hari Rabu. Bukan hanya itu, di kabupaten Nabire pun setiap anggota POLRES diwajibkan untuk mengenakan noken setiap hari kamis. Selain itu pemerintah kabupaten Mimika pun turut berlakukan wajib noken tiap hari senin. 
Ketiga- Noken terbuat dari bahan dasar serat kulit kayu dan selanjutnya dililit dan dirajut sedemian rupa sehingga dapat digunakan untuk membawa barang dalam jumlah besar maupun kecil. Selain itu juga noken sering digunakan oleh mama Papua untuk memanjakan anak-anaknya
Keempat- Noken merupakan salah satu budaya yang hanya terdapat di Papua dan dimiliki oleh lebih dari 250 suku bangsa di kedua provinsi paling timur Indonesia tersebut.
Kelima-Konon, meski banyak segi yang menjadi pertimbangan untuk mengetahui kedewasaan seorang cewek. Bisa dan tidaknya, seorang cewe menganyam atau merajut noken juga menunjukan kedewasaan seorang cewek untuk siap menikah.
Keenam-Sejak perjuangan sang penggagas noken untuk mendaftarkan noken ke UNESCO berhasil. Noken dikenal secara luas bahkan noken perna turut diserta dalam acara Papua Week yang berlangsung di Jepang pada bulan Juni-Juli tahu 2015 lalu.
Papua Week menghadirkan tema “To the Heart of the Bird of Paradise Land” melibatkan Pemda Biak dan Pemda Jayawijaya. Acaranya sendiri menampilkan beberapa kegiatan seperti mini fashion exhibition karya desainer Merdi Sihombing yang terkenal dengan Noken fashion dan melibatkan peragawati-peragawati Jepang dari Kanon Models. Ada juga cultural performance dengan menampilkan Biak Music and Dance serta Biak Woodcarving Workshop.(panorama-magz.com)
Ketuju- Saat ini noken berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Anyaman dan lilitan khas noken bisa kita jumpai dalam berbagai bentuk dan model seperti, topi, baju, rok. Selain itu bahan dasarnya pun berupa, benang wol dan manila (sejenis benang wol tapi dari nilon).
Kedelapan- Noken memerupakan tas tradisional Papua yang praktis, awet, dan ramah lingkungan. Noken juga dapat dijadikan alternatif dari bahan plastik yang dapat mencemari lingkungan. 
Noken saat ini sudah mendunia. Pertanyaannya, apakah kita bangga mengunakan noken?Dan apakah kita sudah memiliki noken?
Jangan bicara budaya kalau ko malu menggunakan, noken, koteka dan lain sebaginya tetapi ko lebih bangga dengan budaya yang datang"
Saya sendiri memiliki dua noken. Satu berbahan dasar serat kulit kayu dan satunya lagi benang wol.
Selama saya mengenakan noken kekampus banyak mahasiswa dan dosen yang meminta noken tersebut. Itu  artinya, orang lain sangat tertarik pada budaya kita. Saat ini tergantung kita, ingin menjaga dan memperkenalkan noken atau tidak.
Bertahan dan tidaknya budaya seseorang  tergantung pada seberapa besar pemilik budaya itu, mempertahankan, mempromosikan, dan bangga menggunakan budayanya"
 Bukan hanya itu, kemaring pagi pada saat saya kekampus. Salah satu dosen saya yang bernama Wildan Fauzi memberi pandangannya tentang makna Filosofi dari noken tersebut.
“Tampak transparan yang terdapat pada noken melambangkan keterbukan dan kejujuran”.  Katanya.

“Ketika saya menggunakan tas itu melambangkan ketertutupan”. Lanjutnya lagi. 
Dari pandangan dosen terebut ditambah  lagi dengan banyaknya permintaan noken oleh mahasiswa di kampus membuat saya termotivasi untuk menulis artikel ini.
  
Setelah membaca artike ini. Pertanyaannya, ada berapa noken yang anda miliki saat ini?




Diambil dari http://www.dihaimoma.com

No comments: