Oleh : Islami Adisubrata.
Sosialisasi program KUR kepada mama-mama pedagang Papua diJayawijaya-Jubi/Islami |
Wamena, –
Pemerintah pusat yang diwakilkan Staf Khusus Presiden, Lenis Kogoya
mengunjungi Wamena, ibu kota kabupaten Jayawijaya untuk
mensosialisasikan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada mama-mama
pedagang asli Papua di Jayawijaya.
Lenis Kogoya
mengatakan, program ini adalah program holistic yang langsung ke
masyarakat, contohnya memberikan modal usaha kepada mama Papua di pasar
yang nilainya mulai dari Rp5 juta hingga Rp10 juta ke atas.
“Sedangkan untuk
modal 50 juta rupiah hingga 100 juta rupiah ke atas harus dengan
jaminan. Bukan hanya mama-mama Papua saja, tetapi bagi pengusaha Papua
yang ingin usaha bisa dengan persediaan dana yang ada mulai dari 500
juta rupiah hingga satu miliar rupiah, yang penting ada jaminan, di mana
persediaanya dari Bank Negara Indonesia (BNI),” kata Lenis Kogoya
kepada wartawan usai melakukan sosialisasi di Kantor Bupati Jayawijaya,
Selasa (21/6/2016).
Untuk saat ini, kata
Lenis Kogoya, pihaknya harus melatih terlebih dahulu para pendamping
bagi mama-mama, sebab cukup kesulitan karena jangkauannya dengan
menggunakan internet.
Jumlah mama-mama
yang akan disiapkan sendiri, menurutnya, tergantung dari besarnya pasar
yang ada di Wamena, jika pasarnya besar bisa lima atau sepuluh orang,
sedangkan pasar yang kecil bisa tiga atau lima orang.
“Untuk nominal
bantuannya dibatasi oleh Bank tergantung usahanya bagus atau tidak. Di
situ ada kartu ATM yang diberi nama I Love Papua bagi mama-mama,”
tuturnya.
Linus juga
mengatakan, pihaknya akan membuka Agen BNI kampung adat. “Kalau di
Wamena di kantor LMA akan buka agen BNI. Kantor BNI ada, tetapi agen ini
dibuka supaya masyarakat pelayanannya di sana. Disitu ada BNI, rumah
adat terus LMA Mas (Barang). Sembako yang paling murah, sehingga
mama-mama yang gesek bisa ambil barang di sana,” ujar Lenis.
Sekda Jayawijaya,
Yohanes Walilo menyambut baik dengan program KUR dari pemerintah pusat
ini kepada mama-mama dan penguasaha asli Papua. Dirinya pun berharap,
masyarakat dapat memanfaatkan ini sebaik mungkin bantuan ini, karena ini
bantuan bersyarat sehingga ada syarat-syarat
yang perlu dipatahui bersama.
“Ini bukan seperti
simpan pinjam saja, jadi manfaatkanlah peluang ini untuk meningkatkan
taraf perekonomian masyarakat khususnya di Jayawijaya ini,” kata Sekda.
Sementara, salah
satu pengusaha mama Papua, Salomina Esuru mengatakan, apa yang
disosialisasikan pemerintah pusat itu masih membingungkan dan arahnya
kemana tidak jelas. Sebenarnya apa yang mereka sampaikan tidak
dimengerti baik oleh mama-mama yang hadir disosialisasi itu.
“Mereka harus lihat
kita, seperti contoh di pasar tradisional Potikelek Wamena, tidak boleh
ada pedagang dari non Papua yang berjualan. Itu kan pasar tradisional
dengan nama besar, tapi orang non Papua ada itu bagaimana?” tanya mama
Salomina.
Untuk itu dirinya
pun berharap pihak bank dalam hal ini BNI yang ditunjuk karena telah
meneken MoU dengan pemerintah pusat sebagai penyalur kredit, dapat lebih
mensosialisasikan hal ini kepada
mama-mama dan penguasaha Papua lainya.
Serupa juga
disampaikan mama Maria Dabi, katanya, jangan dengan program pemerintah
ini lagi-lagi menipu rakyat, tetapi apa yang disampaikan benar-benar
dapat dilaksanakan.
“Kami berpikir apa yang mereka sampaikan ini bisa tipu kami lagi. Kami bisa rugi,” tegas mama Maria Dabi. (tabloidjubi.com)
No comments:
Post a Comment