Ilustrasi - Dok. Jubi |
Jayapura, – Catalonia, Catalan atau Catalunya
baru saja menyelenggarakan referendum. Bangsa di semenanjung Iberia ini
ingin merdeka, lepas dari Spanyol. Bagaimana hasil referendum yang
diselenggarakan pada tanggal 1 Oktober dan berlangsung ditengah aksi
represif aparat keamanan Spanyol? 99 persen rakyat Catalonia memastikan
diri “bercerai” dengan Spanyol.
Mengapa rakyat Catalonia ingin berpisah dari Spanyol? Setidaknya ada
empat alasan utama yang bisa disimpulkan oleh rakyat Catalonia. Uniknya,
empat alasan ini jika disandingkan dengan alasan mengapa rakyat West
Papua sampai saat ini masih “berperkara” dengan Indonesia, 99 persen
juga mirip.
Mari kita simak empat alasan tersebut.
Alasan pertama adalah aspek sejarah
Dikutip dari Tempo, Catalonia adalah wilayah independen Semenanjung Iberia yang terletak di antara Spanyol dan Portugal, dengan bahasa, undang-undang dan kebiasaannya yang berbeda.
Dikutip dari Tempo, Catalonia adalah wilayah independen Semenanjung Iberia yang terletak di antara Spanyol dan Portugal, dengan bahasa, undang-undang dan kebiasaannya yang berbeda.
Saat perang Suksesi Spanyol pimpinan Raja Philip IV berakhir dengan
kekalahan Valencia pada tahun 1707, di Catalonia pada tahun 1714, dan
kepulauan terakhir pada tahun 1715, kemudian menghasilkan kelahiran
Spanyol modern.
Raja-raja selanjutnya mencoba memberlakukan bahasa dan undang-undang
Spanyol di wilayah tersebut. Namun, di Catalonia terus terjadi
pemberontakan untuk memisahkan diri dari Spanyol. Puncaknya ketika pada
1938, ketika diktator Spanyol, Jenderal Francisco Franco membantai 3.500
milisi separatis Catalonia. Selama kepemimpinan Franco upaya pemisahan
diri Catalonia bisa teredam.
Baru pada saat 1977 ketika demokrasi kembali ke negara tersebut,
Catalonia diberi otonomi khusus yang lebih luas. Hal itu semakin
membuat kelompok separatis leluasa mengkampanyekan kemerdekaan.
Pada Juli 2010 upaya kemerdekaan semakin bulat ketika Mahkamah
Konstitusi di Madrid mengenyampingkan sebagian dari undang-undang
otonomi tahun 2006, yang menyatakan bahwa tidak ada dasar hukum untuk
mengakui Catalonia sebagai sebuah negara di Spanyol.
Mirip dengan West Papua bukan? Setelah kekalahan Jepang, Papua
menjadi rebutan Indonesia dan Belanda. Melalui Penentuan Pendapat Rakyat
(referendum) yang dimanipulasi dari satu orang satu suara menjadi hanya
lebih dari 1.025 yang mewakili sekitar 800.000 penduduk di West Papua,
wilayah yang berbagi perbatasan dengan Papua New Guinea ini menjadi
milik Indonesia. Sejak saat itu, persoalan separatisme mulai muncul.
Ribuan, bahkan mungkin ratusan ribu orang telah tewas karena aksi
represif aparat keamanan atas nama membasmi separatisme.
Pada tahun 20001, West Papua mendapatkan status otonomi khusus, yang
sesungguhnya tidaklah khusus yang kemudian masih memunculkan aksi-aksi
yang menginginkan kemerdekaan bagi bangsa dan rakyat Papua. Menjelang
penghujung status Otonomi Khusus yang akan berakhir pada tahun 2025,
aksi separatusme ini semakin meningkat dan mulai masuk ranah
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kedua adalah aspek partai politik
Partai-partai yang dibentuk oleh kekuasaan di Madrid sangat tidak populer di Catalonia yang memiliki penduduk lebih dari 7 juta jiwa. Rakyat Catalonia merupakan pendukung setia partai kanan jauh, Convergence and Union (CiU), pimpinan Presiden Catalonia, Artur Mas.
Partai-partai yang dibentuk oleh kekuasaan di Madrid sangat tidak populer di Catalonia yang memiliki penduduk lebih dari 7 juta jiwa. Rakyat Catalonia merupakan pendukung setia partai kanan jauh, Convergence and Union (CiU), pimpinan Presiden Catalonia, Artur Mas.
Ini memang sedikit berbeda. Tapi jika kita melihat hampir 20 tahun
Otonomi Khusus berlangsung di Papua dan belum ada satupun partai lokal
yang menjadi amanat Undang-Undang No. 1 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Papua, partai local tentunya merupakan satu kerinduan bagi rakyat
West Papua.
Ketiga adalah aspek ekonomi
Catalonia telah lama menjadi jantung industri Spanyol dan yang
pertama untuk kekuatan maritim dan perdagangan barang seperti tekstil,
keuangan, layanan dan perusahaan hi-tech.
Catalonia adalah salah satu daerah terkaya di Spanyol, menyumbang
18,8 persen GDP Spanyol, dibandingkan dengan 17,6 persen dari Madrid.
Dengan memisahkan diri akan menghasilkan produk domestik bruto
sebesar US$ 314 miliar menurut perhitungan oleh OECD. Fakta ini akan
menjadikan ekonomi Catalonia terbesar ke-34 di dunia dan membuatnya
lebih besar dari Portugal atau Hong Kong.
Sama halnya dengan West Papua. Memiliki hutan tropis yang luas, West
Papua adalah aset dunia. Punya keragaman biodiversity yang sangat kaya
menjadikan West Papua sebagai lumbung pengetahuan dunia. Belum lagi
menghitung kekayaan mineral, gas dan minyak bumi di tanah yang sering
disebut “surga kecil yang jatuh ke bumi” ini. Jangan pula dilupakan
keberadaan tambang emas terbesar di dunia yang selama ini dikelola oleh
perusahaan tambang Amerika Serikat, Freeport McMoran. Fakta ini bias
membuat West Papua menjadi salah satu negara dengan penghasilan terbesar
di dunia, bahkan lebih besar dari Indonesia sendiri.
Keempat adalah aspek makanan dan sepakbola
Orang-orang Catalonia sikenal sebagai pencinta seni memasak yang membedakan mereka dengan orang-orang Spanyol. Salah satu restoran terbaik dunia berada di Catalonia. Meski bahan makanan di Catalonia sama dengan di Spanyol, namun kecintaan seni memasak penduduk Catalonia membuat budaya makan mereka berbeda dengan Spanyol.
Orang-orang Catalonia sikenal sebagai pencinta seni memasak yang membedakan mereka dengan orang-orang Spanyol. Salah satu restoran terbaik dunia berada di Catalonia. Meski bahan makanan di Catalonia sama dengan di Spanyol, namun kecintaan seni memasak penduduk Catalonia membuat budaya makan mereka berbeda dengan Spanyol.
West Papua? Jelas memiliki perbedaan makanan pokok dengan Indonesia.
Indonesia yang merupakan ras Melayu menggunakan beras sebagai bahan
makanan pokok. Sedangkan West Papua yang merupakan ras Melanesia
memiliki sagu sebagai makanan pokok.
Jika Catalonia memiliki Barcelona FC sebagai salah satu klub terbaik
di Spanyol dan dunia, West Papua pun memiliki Persipura sebagai klub
terbaik di Indonesia yang berpotensi menjadi raja di Pasifik.
Nah, kalau Catalonia bisa menyelenggarakan referendum untuk berpisah
dengan Spanyol karena empat alasan tersebut, mengapa West Papua tidak
bisa? (*)
Sumber : www.tabloidjubi.com
No comments:
Post a Comment